Pengertian SosiologiPengertian Sosiologi

Pengertian sosiologi secara etimologis berasal dari dua kata menurut Bahasa Latin, yaitu Socious dan Logos. Arti Socious adalah masyarakat dan Logos berarti berbicara atau berbincang. Seseorang yang ahli di bidang sosiologi disebut sosiolog. Pengertian sosiologi secara garis besar adalah salah satu dari ilmu sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian sosiologi menurut para ahli:

1. Albert J. Reiss, Jr

Sosiologi adalah studi tentang perkumpulan-perkumpulan atau kelompok-kelompok sosial meniru pengorganisasian atau kelembagaan mereka (institusional), pranata pranata dan susunan organisatoris mereka, dan penyebab-penyebab serta konsekwensi dari pranta-pranata dan organisasi sosial.

2. Allan Jhonson

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya memengaruhi sistem tersebut.

3. David Popenoe

Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan.

4. Émile Durkheim

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

5. Gustav Ratzenhofer

Sosiologi adalah pengetahuan tentang hubungan manusia dengan kewajibannya untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi sosial serta kemakmuran umum bagi anggota-anggotanya.

6. Hassan Shadily

Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang hidup bersama dalammasyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasaikehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan.

7. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

8. Nursid Sumaatmadja

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang relasi – relasi sosial, artinya bahwa manusia adalah makhluk aktif yang mengadakan kontak –kontak dengan interaksi interaksi sosial yang berupa tingkah laku dan dapat saling mempengaruhi.

9. Paul B. Horton

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

10. Pitirim Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

11. Roucek dan Warren

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

12. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

13. Soerjono Soekanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

14. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

15. William Kornblum

Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Sosiologi adalah salah satu ilmu sosial yang tidak hanya mempelajari tentang kehidupan manusia, melainkan juga tentang mempelajari pentingnya sebuah hubungan atau interaksi dan budaya. Sehingga dengan memhami ilmu sosiologi seseorang akan lebih tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.

Ciri – Ciri Sosiologi

Sosiologi memiliki ciri-ciri yang menjadi pembeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Berikut merupakan beberapa ciri-ciri sosiologi:

1. Empiris

Empiris memiliki makna jika Sosiologi bersifat nyata, tidak berdasarkan perkiraan atau spekulatif. Karena berbagai ilmu yang ada di dalam sosiologi ini adalah hasil dari penelitian secara ilmiah terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuat kesimpulan. Dengan begitu, hal-hal yang berkaitan dengan sosiologi adalah hal-hal yang memang bersifat benar-benar terjadi.

2. Teoritis

Teoritis mengarahkan bahwa sosiologi ini merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang dibangun menjadi sebuah teori-teori. Meskipun teori tersebut bersifat abstrak, namun tetap disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Melalui teori tersebut bisa ditemukan sebab akibat dari sebuah fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Hal tersebut akan sangat membantu dalam menemukan pemecahan pada setiap masalah interaksi sosial sehari-hari.

3. Kumulatif

Kumulatif memiliki arti jika sosiologi berasal dari teori-teori yang telah ada sebelumnya. Namun walau begitu, sosiologi tetaplah sebuah ilmu yang dinamis dalam arti selalu berkembang dan sesuai dengan kondisi masyarakat terbaru. Melalui teori-teori yang telah ada sebelumnya, diperbaiki, dikritisi, dan sesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka tidak mengherankan apabila pengertian Sosiologi akan tetap relevan dengan perkembangan zaman yang ada.

4. Nonetis

Ciri nonetis ini memiliki pengertian apabila sosiologi tidak menilai masyarakat berdasarkan baik buruknya, tetapi lebih kepada mempersoalkan masalah-masalah yang terjadi diantara mereka. Pada proses berjalannya interaksi, konflik diantara masyarakat pasti akan muncul. Melalui konflik-konflik tersebut, sosiologi mempersoalkan banyak hal yang kemudian bisa menjadi koreksi terhadap masalah yang terjadi. Dengan begitu, akan muncul pemecahan-pemecahan masalah baru yang bisa dilakukan.

Objek Sosiologi

Terdapat empat macam objek kajian dari Sosiologi, yakni sebagai berikut:

1. Objek Material

Objek material mencakup tentang gejala-gejala sosial, kehidupan sosial, hingga proses interaksi yang terjadi antar sesama manusia. Objek material lebih menekankan mengenai keberhasilan dalam menjalankan interaksi diantara masyarakat. Jika interaksi tersebut berhasil, maka akan terjadi keselarasan hubungan diantara masyarakat. Namun, apabila gagal maka akan memunculkan konflik sosial.

2. Objek Formal

Objek formal ini menjadikan manusia sebagai pokok bahasan atau sasaran utama. Dalam sosiologi, manusia sebagai makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Hal ini tidak akan pernah bisa dihindari karena setiap manusia pasti saling membutuhkan bantuan satu sama lain, maka sangat penting menumbuhkan kesadaran diri bahwa setiap manusia merupakan makhluk sosial.

3. Objek Budaya

Objek budaya dalam sosiologi akan banyak memberikan pengaruh terhadap interaksi yang dijalankan oleh masyarakat. Pada lingkungan masyarakat tertentu hingga saat ini masih terdapat kebudayaan atau kebiasaan yang dianut dan dijalankan. Melalui kebiasaan-kebiasaan tersebut akhirnya muncul hal-hal yang kemudian menjadi budaya atau ciri khas dari masyarakat tersebut.

4. Objek Agama

Objek agama menjadi faktor yang tidak kalah penting, karena menjadi salah satu hal yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Agama menjadi salah satu hal yang memberikan pengaruh besar terhadap pola sikap dan prilaku serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan. Selain itu, agama juga dapat menjadi sebuah landasan agar perilaku masyarakat tidak menyimpang sehingga dapat tercipta lingkungan yang aman dan nyaman.

Fungsi Sosiologi

Fungsi sosiologi ini terbagi menjadi beberapa hal, berikut penjelasannya:

1. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial

Fungsi sosiologi dalam perencanaan sosial merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan dari masyarakat. Perencanaan sosial harus disusun berdasarkan fakta. Di dalam sebuah interaksi sehari-hari, masyarakat pasti akan selalu melakukan kontak dengan masyarakat lainnya. Maka dengan adanya perencanaan sosial akan lebih meminimalisir konflik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

2. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian

Fungsi sosiologi dalam penelitian ini memberikan kontribusi untuk terus meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh tentunya berhubungan dengan kehidupan masyarakat, baik itu gambaran secara umum atau lebih spesifik. Pada proses penelitian, akan terlihat berbagai gejala sosial serta perubahan yang terjadi pada lingkungan masyarakat. Hal tersebut nantinya akan secara perlahan membentuk masyarakat yang rasional dan selalu berhati-hati.

3. Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan

Fungsi sosiologi dalam proses pembangunan memiliki tujuan utama yakni perencanaan secara terarah. Melalui perencanaan yang terarah tersebut disusun pembangunan masyarakat yang mampu meningkatkan taraf serta tingkat kehidupan mereka, baik dari segi material maupun spiritual. Juga hal-hal yang menjadi kebutuhan sosial masyarakat harus dipenuhi agar nantinya perubahan sosial yang terjadi bisa menuju arah yang lebih baik.

4. Fungsi Sosiologi dalam Memecahkan Masalah Sosial

Fungsi sosiologi dalam memacahkan masalah sosial ini bisa dilakukan karena ilmu sosiologi mampu membeberkan fakta-fakta mengenai hal-hal yang terjadi di dalam masyarakat. Masalah sosial yang timbul diantara masyarakat sebagian besar terjadi karena adanya kesenjangan sosial yang tidak dapat dipungkiri. Selain itu, interaksi yang terjadi pasti akan menimbulkan berbagai pandangan yang berbeda di antara masyarakat. Untuk itu, sosiologi hadir dengan fungsi untuk memecahkan masalah yang terjadi.

Contoh Sosiologi

Contoh-contoh Sosiologi sebenarnya bisa ditemukan pada kehidupan sehari-hari karena memang ilmu satu ini membahas mengenai kehidupan masyarakat. Berikut ini ada beberapa contoh Sosiologi yang sesuai dengan ciri-cirinya.

1. Contoh secara Empiris

Contoh dari ciri-ciri Sosiologi yang bersifat empiris adalah adanya kemacetan di Jakarta. Melalui contoh tersebut muncul beberapa argumen mengenai latar belakang kemacetan tersebut terjadi. Ada beberapa alasan yang mungkin muncul, tetapi yang paling menonjol adalah karena tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan transportasi umum yang dibuat oleh pemerintah sehingga mereka memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.

2. Contoh secara Teoritis

Berlanjut dari contoh empiris, contoh teoritis dari kemacetan yang terjadi di Jakarta adalah rendahnya kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Melalui kondisi tersebut, muncul abstraksi atau teori-teori yang menegaskan tentang pentingnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemerintahan. Sosiologi akan mencoba mencari seluk beluk dari kemunculan masalah tersebut.

3. Contoh secara Kumulatif

Contoh yang berhubungan selanjutnya adalah adanya kesimpulan-kesimpulan baru mengenai kondisi kemacetan yang sebelumnya belum terpikirkan. Misalnya saja pada penelitian sebelumnya dikatakan apabila penyebab dari adanya kemacetan adalah karena naiknya tingkat mobilitas dalam hal pembelian kendaraan pribadi, maka kesimpulan dari penelitian selanjutnya akan berbeda. Bisa saja kemacetan tersebut terjadi karena kurang tepatnya pengaturan tata kota.

4. Contoh secara Nonetis

Pada ciri-ciri nonetis, sudah ditekankan apabila tidak ada penilaian baik dan buruk terhadap suatu kejadian karena pengertian sosiologi hanya bersifat mempersoalkan. Untuk itu, contoh dari nonetis yang berkaitan dengan kondisi kemacetan tersebut adalah tidak adanya kritik sosial yang berkaitan dengan keilmuan sosiologi. Peran sosiologi hanya sebatas untuk menjelaskan dan memaparkan alasan kemacetan tersebut bisa terjadi.

Demikian pembahasan mengenai pengertian sosiologi, ciri – ciri, objek, fungsi dan contoh sosiologi. Semoga informasi yang dimuat dalam artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *