Pengertian ImanPengertian Iman

Secara umum, pengertian iman adalah sikap percaya dalam dimensi yang lebih mendalam, tidak hanya batin yang mempercayai namun juga berbentuk tindakan nyata yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sikap orang yang beriman adalah pandai bersyukur, karena ia tahu bahwa apa yang ia terima hari ini adalah ketetapan terbaik yang sudah Allah berikan untuknya.

Secara bahasa, kata iman berasal dari bahasa Arab (الإيمان ) yang berarti yakin atau percaya. Sedangkan secara bahasa iman (إيمان) diambil dari kata kerja ‘aamana’ (أمن) dan ‘yukminu’ (يؤمن) yang mempunyai arti ‘percaya’ atau ‘membenarkan’. Berarti iman secara bahasa membenarkan adanya kekuasaan Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Maka, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Iman adalah keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa tanpa adanya keraguan, sehingga ia menjalankan segala perintah dan meninggalkan apa yang dilarang, dan menyerahkan segalanya karena Allah.

Rukun Iman

Berdasarkan QS. An-Nisa ayat 136, dalam agama Islam kita mengenal 6 rukun iman yaitu sebagai berikut:

1. Iman Kepada Allah

Beriman kepada Allah berarti harus meyakini bahwa adanya Allah sebagai Dzat yang menciptakan segala sesuatu yang di alam semesta. Dan semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT. Maka Allah adalah satu-satunya tempat meminta dan memohon pertolongan.

2. Iman Kepada Malaikat

Allah SWT menciptakan malaikat dari nur (cahaya) yang selalu berzikir kepada Allah SWT. Malaikat juga tidak memiliki hawa nafsu seperti manusia, maka dari itu malaikat merupakan ciptaan Allah SWT yang sangat luar biasa. Malaikat juga diciptakan untuk membantu tugas-tugas Allah.

3. Iman Kepada Kitab

Allah juga telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada Rasul pilihan-Nya, seperti Al Qur,an, Taurot, Zabur, Injil. Bentuk iman kepada kitab-Nya ini dengan cara membaca dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Iman Kepada Rasul

Rasul sebagai pengingat yang di utus Allah untuk umat manusia harus kita imani dan kita percayai keberadaannya sebagai wujud keimanan kita.

5. Iman Kepada Hari Akhir

Kita harus mempercayai adanya hari akhir, karena hari akhir tersebut cepat atau lambat akan terjadi pada dunia ini. Akhir-akhir ini sudah banyak tanda-tanda hari akhir yang sudah terjadi.

6. Iman Kepada Qadha’ dan Qadar

Kita harus percaya dengan takdir yang telah Allah tentukan untuk kita. Kita juga harus percaya semua yang telah Allah gariskan untuk kehidupan kita memiliki hikmah dibalik semuanya.

Ciri – Ciri Orang Beriman

Adapun ciri-ciri orang yang sempurna imannya antara lain, sebagai berikut:

  1. Apabila mendengar sebutan Allah, hati mereka merasa gemetar akut karenanya.
  2. Apabila mendengar bacaan ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka karenanya.
  3. Senantiasa bertawakkal (berserah diri) kepada Allah.
  4. Mendirikan shalat, dan berseru kepada orang lain untuk ikut juga melaksanakannya.
  5. Menafkahkan rizkinya di jalan Allah.
  6. Senantiasa besabar terhadap apa yang menimpa mereka dan termasuk juga orang yang berjihad fisabilillah.

Tingkatan Iman

Para Ulama telah sepakat membagian hakikat iman menjadi lima tingkatan, yaitu:

1. Iman Al Wasithu

Iman Al Wasithu merupakan tingkatan iman yang tidak akan pernah berkurang dan tidak pula bertambah. Tingkatan iman ini dimiliki oleh para malaikat yang senantiasa berdzikir kepada Allah SWT.

2. Iman Al Ma’sum

Iman Al Ma’sum merupakan tingkatan iman yang ada pada diri Nabi dan Rosul Allah SWT. Dimana tingkatan iman ini tidak akan pernah berkurang dan akan terus bertambah seiring wahyu datang kepadanya.

3. Iman Al Makbul

Iman Al Makbul merupakan iman yang dimiliki oleh kaum muslim dimana iman pada tingkatan ini akan selalu bertambah apabila mengerjakan amal kebaikan dan akan berkurang apabila melakukan maksiat.

4. Iman Al Maukuf

Iman Al Maukuf merupakan iman yang dimiliki oleh ahli bid’ah, yaitu iman yang ditangguhkan (ditentukan) dimana jika berhenti melakukan bid’ah maka iman akan diterima, diantaranya kaum rafidhoh (kaum yang menyimpang), atau dukun, sihir dan yang sejenisnya.

5. Iman Al Mardud

Iman Al Mardud merupakan iman yang ditolak, dimana iman ini yang dimiliki oleh orang-orang musyrik, murtad , munafik dan kafir serta sejenisnya.

Manfaat Memiliki Keimanan

Berikut merupakan manfaat dari memiliki keimanan:

1. Meningkatkan Keyakinan

Dengan keimanan, seseorang akan bertambah keyakinan dan kesadarannya bahwa Allah SWT yang telah menciptakan segala sesuatu, termasuk hidup kita. Dengan keimanan ini juga seseorang akan menjalani hidupnya dengan lebih ringan, karena mampu menerima segala ketetapan-Nya dengan ikhlas. Maka dari itu, wajib hukumnya seorang mukmin bersyukur dan semakin yakin atas kekuasaan Allah SWT.

2. Meningkatkan Ketaatan

Iman yang bukan hanya sebatas percaya, melainkan juga menjalani segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan yang sudah ditetapkan akan membuat peningkatan ketaatan. Karena hati orang yang beriman selalu ingat dan ingin terus merasa dekat dengan Dxat Yang Maha Pencipta.

3. Keselamatan Hidup Dunia Akhirat

Bagi orang-orang yang beriman dijamin keselamatan hidupnya di dunia maupun di akhirat sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah dan tertulis dalam Al-Quran Surat Al-Mukmin.

4. Ketenteraman Hati dan Kebahagiaan Hidup

Manusia yang beriman kepada Allah SWT akan membuat hatinya menjadi tenteram. Hidup yang dijalaninya pun akan menjadi lebih bahagia dan permasalahan yang sedang ia dihadapi menjadi lebih mudah diselesaikan. Hal tersebut karena adanya bimbingan dari Allah SWT tanpa arahan dari Dia kita sebagai manusia tidak akan mudah menjalani hidup dan pasti akan cepat menyerah.

Hal – Hal yang Merusak Keimanan

Adapun hal-hal yang merusak keimanan, diantaranya sebagai berikut:

1. Syirik

Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi dilakukan untuk selain Allah. Syirik akbar (syirik besar) yaitu menyekutukan Allah dengan mahluknya seperti keyakinan adanya kekuatan selain Allah.

2. Melakukan sihir

Sihir yang dimaksud dalam bahasan ini adalah tata cara yang bertujuan merusak rumah tangga orang lain atau menghancurkan orang lain dengan jalan meminta bantuan kepada setan. Sihir dikatakan merusak, sebab sasaran sihir antara lain:

  • Mempengaruhi hati dan badan seseorang, untuk di sakiti atau di bunuh.
  • Memusnahkan harta benda seseorang.
  • Memutuskan ikatan kasih sayang seseorang dengan suami istri atau anak atau dengan anggota keluarga lainnya.

3. Memakan harta riba

Riba menurut bahasa berasal dari kata “ rabaayarbuu” yang artinya tambahan. Riba diartikan sebagai utang piuitang atau pinjam meminjam atau barang yang disertai dengan tambahan bunga. Hal itu dikarenakan merugikan dan mencekik pihak yang berhutang. Ia diharuskan membayar dengan bunga yang berlipat. Seandainya terlambat membayar, bunganya pun akan terus berlipat. Perbuatan seperti itu banyak dilakukan di zaman jahiliyah dan para ulama menyebutnya istilah riba nasi’ah. Adapun bentuk riba lainnya adalah riba fadhal yaitu menukar barang dengan barang sejenis, namun salah satunya lebih banyak atau lebih sedikit dari pada yang lainnya.

4. Membunuh jiwa manusia

Maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah membunuh jiwa yang diharamkan tanpa hak dengan sengaja (QS. 25 :68-70). Orang yang berbuat seperti itu akan dimasukkan keneraka jahannam dan kekel didalamnya. Sebagaimana halnya perbuatan musyrik membunuh orang mukmin tanpa sengaja juga termasuk dosa yang kemungkinan besar tidak akan dapat ampunan Nya.

5. Memakan harta anak yatim

Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya atau ia masih kecil atau dengan kata lain ditingggal mati oleh orang yang menanggung nafkahnya. Memakan harta anak yatim dilarang apabila dilakukan secara dzalim. Dengan demikian apabila dilakukan dengan cara yang patut (baik) orang yang memelihara anak yatim boleh mengambil sedikit harta anak tersebut (QS. 6: 512), yaitu 47 menambil sebatas biaya pemeliharaanya. Itupun jika anak tersebut sudah beranjak dewasa. Akan tetapi, apabila mampu, sebaiknya dia tidak mengambil harta anak yatim tersebut (QS. 4: 6)

6. Melarikan diri dari perang (jihad)

Jihad adalah berjuang dengan mengeluarkan seluruh daya dan upaya memerangi kaum kafir dan pemberontak. Islam mewajibkan kepada umatnya untuk memelihara, menjaga, membela agamanya, serta mempertahankan agamanya. Jika islam diperangi musuh, umat islam wajib berperang. Adapun orang yang lari dari perang atau jihad telah menipu dirinya sendiri dan telah berkhianat kepada Allah SWT dan dia dianggap tidak meyakini kemahakuasaan Allah SWT yang senantiasa menolong setiap hambaNYA yang berjuang menegakkan agama Allah SWT.

7. Menuduh wanita mukminat yang baik-baik berzina (qadzaf)

Perempuan baik-baik dalam islam ialah seorang mukminat yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan menjaga kehormatannya dari perbuatan keji (zina).apabila wanita seperti itu dituduh berzina tanpa disertai syarat yang telah ditetapkan syara’ seperti mendatangkan empat saksi dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, maka penuduhnya wajib didera delapan puluh kali dan kesaksiannya tidak boleh diterima selama-lamanya.

Demikian pembahasan mengenai pengertian iman, rukun iman, ciri – ciri, tingkatan dan manfaat memiliki keimanan. Semoga informasi yang dimuat dalam artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *