Pengertian Tata SuryaPengertian Tata Surya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tata surya diartikan sebagai tatanan yang terdiri atas matahari sebagai pusat peredaran sembilan planet yang membentuk suatu fisik karena gravitasi matahari.

Secara umum pengertian tata surya adalah susunan benda-benda langit yang berputar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Benda-benda langit tersebut terdiri dari delapan planet dengan orbit berbentuk elips, satelit alami, komet, asteroid, dan meteroid.

Sejarah Penemuan Tata Surya

Sejarah Penemuan Tata Surya

 

Sejak zaman dahulu terdapat lima planet terdekat dengan matahari yaitu Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di lima pengamatan abad terakhir membawa manusia untuk memahami benda langit bebas dari selubung mitologi.

Seorang ahli bernama Galileo Galilei mampu membuat mata manusia menjadi lebih tajam melalui teleskop refraktornya, Galileo mampu melihat berbagai perubahan dalam penampilan Venus, seperti Venus Crescent Moon sebagai akibat dari perubahan posisi Venus terhadap matahari.

Penalaran Venus mengelilingi Matahari semakin memperkuat teori heliosentris yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain salah satunya adalah Christian Huygens yang menemukan Titan (satelit Saturnus) yang hampir dua kali jarak orbit Bumi dan Jupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler 1571-1630 dengan hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton 1642-1727 dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya.

Pada 1781, William Herschel menemukan Uranus. Perhitungan yang teliti dari orbit planet Uranus menyimpulkan bahwa ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846.

Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup untuk menjelaskan orbit gangguan Uranus. Pluto ditemukan pada tahun 1930. Ketika Pluto ditemukan, ia dikenal sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus.

Kemudian pada tahun 1978, Charon, Pluto satelit ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena tidak berbeda jauh dengan Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang terletak di luar Neptunus disebut objek trans-Neptunus, yang juga mengelilingi matahari.

Mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Kuiper Belt Objects objek Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek trans-Neptunus. Puluhan benda langit termasuk Kuiper Belt Object Quaoar 1.250 km pada Juni 2002, Huya 750 km pada Maret 2000, Sedna 1.800 km pada Maret 2004, Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 1.500 km Mei 2004.

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005, meskipun lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 2700 mil pada bulan Oktober 2003, bernama Xena oleh penemunya.

Teori Terbentuknya Tata Surya

Teori Terbentuknya Tata Surya

Berikut ini beberapa teori terbentuknya tata surya yang dikemukakan oleh para ahli:

1. Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali diusulkan oleh Emanuel Swedenborg pada 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant pada 1775. Hipotesis nebula lebih dikenal dengan Kant-Laplace.

Hipotesis nebula menyatakan bahwa pada tahap awal, tata surya merupakan kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur-unsur gas, sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari).

2. Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali diusulkan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk oleh bintang-bintang lain yang melintas cukup dekat dengan Matahari, pada awal pembentukan matahari. Kedekatan menyebabkan tonjolan di permukaan Matahari.

3. Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut pertama kali diusulkan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena pendekatan bintang lain ke matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan daya tarik sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang-bintang lainnya oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.

4. Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi awalnya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama GP Kuiper 1905-1973 pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

5. Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya diusulkan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956. Hipotesis ini menunjukkan bahwa tata surya kita dulunya berupa dua bintang dari ukuran yang sama dan berdekatan dengan salah satu dari mereka meledak meninggalkan potongan-potongan kecil. Serpihan terjebak oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

6. Hipotesis The Big Bang

Hipotesis the big bang merupakan teori yang menyatakan bahwa suatu massa sangat besar dan memiliki berat jenis yang besar juga. Karena terdapat reaksi inti, maka massa tersebut meledak dengan hebatnya (big bang). Bagian tersebut berserakan dengan cepat menjauhi pusat ledakan.

Setelah berjuta-juta tahun, bagian-bagian yang berserakan tersebut membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih rendah. Dan kelompok tersebut menjadi galaksi sekarang ini.

Susunan Tata Surya

Susunan Tata Surya

Berikut ini merupakan 8 (delapan) planet penyusun sistem tata surya:

1. Planet Dalam

Berikut ini planet yang termasuk kedalam planet dalam:

  • Merkurius
    Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan Matahari (57,9 km) dan juga planet terkecil didalam tata surya (0,055 massa bumi). Planet ini memiliki berevolusi selam 88 hari dan berotasi selama 59 hari. Merkurius tidak memiliki satelit alami dan mudah ditembuh oleh meteor. Atmosfer Merkurius terdiri dari atom-atom yang lepas dari permukaannya akibat semburan angin surya.
  • Venus
    Venus merupakan planet kedua terdekat dari Matahari setelah Merkurius dengan jarak 108 juta km dan berukuran seperi Bumi dengan berat 0,815 massa bumi. Dugaan sementara sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi. Hal ini dikarenakan venus tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya (terkikisnya) atmosfer. Venus tidak memiliki satelit dan mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi. Planet ini dikenal sebagai dewi cinta dan kecantikan didalam mitologi Romawi.
  • Bumi
    Bumi atau planet biru merupakan planet ketiga terdekat dari Matahari sekaligus termasuk planet terbesar dan terpadat diantara planet bagian dalam lainnya. Hanya di Bumi, satu-satunya planet yang diketahui memiliki lempeng tektonik dan aktivitas kehidupan makhluk hidup. Bumi terdiri atas 70% air dan 30% daratan. Didalam tata surya, bumi adalah planet terpadat dan terbesar kelima diantara 8 planet.
  • Mars
    Mars merupakan planet terdekat keempat dari Matahari. Planet ini mempunyai atmosfer yang tipis dengan kandungan utamanya adalah karbon dioksida dan termasuk planet bebatuan. Mars sendiri memiliki 2 satelit alami berukuran kecil yaitu Deimos dan Phobos yang diperkirakan merupakan asteroid yang terjebak oleh gravitasi Mars. Planet ini mengorbit Matahari selama 687 hari dan berotasi selama 25,62 jam. Pada belahan utara Mars, terdapat cekungan Borealis yang meliputi 40% dari permukaan planet ini.

2. Planet Luar

Berikut ini planet yang termasuk kedalam planet luar:

  • Jupiter
    Jupiter merupakan planet terdekat kelima ke Matahari dan juga planet terbesar di Tata Surya. Jupiter dikenal sebagai raksasa gas dimana atmosfernya terdiri atas 75% hidrogen dan 24% helium berdasarkan massa sedangkan 1% sisanya merupakan massa unsur-unsur lainnya. Yupiter sendiri memiliki 67 satelit alami dimana 4 satelit terbesarnya adalah Ganymede, Callisto, Io dan Europa.
  • Saturnus
    Saturnus merupakan planet terdekat keenam ke Matahari yang dikenal sebagai planet bercincin dan juga menjadi planet terbesar kedua di Tata Surya setelah Jupiter. Diperkirakan bahwa inti Saturnus terdiri dari bebatuan padat dimana atmosfernya terdiri dari gas amonia dan metana. Kondisi alam tersebutlah yang menjadikan Saturnus tidak memungkinkan adanya kehidupan. Saturnus berevolusi selama 29,46 tahun dan berotasi selama 10 jam 40 menit 24 detik. Saturnus mempunyai 60 satelit alami.
  • Uranus
    Uranus merupakan planet terdekat ketujuh ke Matahari dan juga planet paling ringan diantara planet bagian luar lainnya. Uranus memiliki atmosfer yang sama dengan Yupiter dan Saturnus dimana kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium, hanya saja Uranus mengandung lebih banyak unsur es seperti air, amonia, metana, dan sisa hidrokarbon. Uranus memiliki atmosfer terdingin di Tata Surya dengan suhu terendahnya 49 K (−224 °C. Uranus memiliki 27 satelit alam (yang diketahui) dimana satelit terbesarnya adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.
  • Neptunus
    Neptunus merupakan planet terdekat kedelapan ke Matahari dengan ukuran yang lebih kecil dari Uranus tetapi lebih padat. Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 4.450 juta km. Planet ini berotasi selama 16,1 jam dan berevolusi selama 164,8 tahun. Atmosfer Neptunus mengandung hidrogen, hidrokarbon, helium, nitrogen, dan kandungan es yang besar seperti es air, amonia dan metana. Neptunus memiliki 13 satelit alam dimana satelit terbesarnya adalah Triton.

Demikian artikel mengenai pengertian, sejarah, teori dan susunan tata surya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *