MEDAN – Belakangan ini, beredar informasi ke masyarakat terkait konsorsium 303 (perjudian) yang menampilkan data-data pihak kepolisian dan juga data orang-orang yang diduga mafia judi. Informasi yang berisi dugaan keterlibatan aparat penegak hukum itu pun berkembang liar di masyarakat.
Salah satu data polisi yang ditampilkan dalam informasi tersebut yakni Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak. Beberapa media pun telah menerbitkan pemberitaan terkait hal tersebut.
Terkait hal itu, wartawan sesuai fungsi pers melakukan upaya konfirmasi terkait informasi yang mencatut nama Kapolda Sumut dalam informasi grafik konsorsium 303.
Dalam satu momen di Mapolda Sumut, salah satu wartawan melakukan upaya konfirmasi kepada Kapolda Sumut. Dia menanyakan terkait informasi konsorsium 303 yang menampilkan nama Kapolda Sumut, Irjen Panca Putra.
Setelah mendengar pertanyaan wartawan tersebut, Irjen Panca pun berbalik badan. Ia membuka masker, lalu merespons pertanyaan wartawan.
Namun bukannya menjawab pertanyaan, Irjen Panca malah bertanya kembali kepada si wartawan dengan nada tinggi. “Menurut lu gimana,” ucap Irjen Panca kepada wartawan yang bertanya.
Kemudian Irjen Panca memberikan keterangan-keterangan namun tidak menjawab pertanyaan wartawan tersebut. Sikap Irjen Panca itu pun dinilai reaktif terhadap pertanyaan wartawan terkait 303.
Sikap Irjen Panca saat merespons pertanyaan itu pun banyak diberitakan media. Ada yang memberitakan tentang nada tinggi Irjen Panca saat ditanya konsorsium 303 dan media lainnya ada juga membuat berita yang serupa terkait hal itu.
“Iya nada dia (Irjen Panca) tinggi. Reaktif dia itu waktu ditanya,” ujar salah satu wartawan yang ada di lokasi kala itu.
Terkait hal tersebut, Ikatan Wartawan Online (IWO) Kota Medan memberikan sikap. Menurut Ketua IWO Kota Medan, Erie Prasetyo selayaknya Irjen Panca tak perlu reaktif menjawab pertanyaan wartawan.
“Fungsi pers itu menginformasikan kebenaran, jadi diperlukan konfirmasi dan pengumpulan informasi,” terang Erie di Kantor IWO Medan, Jalan Garu 3 pada Selasa (23/7/2022).
Dia mengatakan pertanyaan dari wartawan kepada pejabat publik adalah hal yang lumrah jadi tak perlu reaktif berlebihan.
“Ya kalau terlalu reaktif terhadap pertanyaan wartawan soal konsorsium 303 itu, masyarakat bisa jadi curiga. Sebaiknya jalin saja komunikasi yang baik dengan wartawan saat proses door stop atau konferensi pers. Ya kalau tidak mau jawab pertanyaan kan juga hak dari narasumber, tapi kalau reaktif dan nada tinggi malah menimbulkan tanda tanya,” jelasnya.
Erie menyarankan kepada jajaran Polda Sumut dan wartawan agar saling menghargai dalam menjalankan tugas dan fungsinya di lapangan.
“Semua pihak kan ingin bertugas dengan profesional. Di lapangan juga ada etika dan moral yang harus kita jaga. Kita rawat ini bersama. Polisi bertugas menegakkan hukum dan wartawan bertugas memberitakan kebenaran. Dan tak perlu takut memberitakan sebuah kejahatan, saat ini masyarakat rindu berita-berita yang menyangkut kepentingan masyarakat,” pungkas Erie.