Teropong.id – AMALAN 10 hari terakhir Ramadhan memiliki keutamaan luar biasa besar. Setiap Muslim pun diajarkan untuk banyak-banyak mengerjakannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh dengan lebih semangat melakukan amalan salih pada akhir-akhir bulan Ramadhan.

Ada dua alasan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih giat beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Pertama, setiap amalan dinilai dari akhirnya; kedua, supaya meraih malam Lailatul Qadar.

Berikut amalan-amalan yang sangat baik dikerjakan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dipaparkan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc, dikutip dari Rumaysho.com:

1. Lebih Bersungguh-sungguh Beribadah

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR Muslim nomor 1175)

Dikatakan oleh istri tercinta beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjimak), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari nomor 2024 dan Muslim: 1174)

2. Iktikaf di Masjid

Iktikaf maksudnya adalah berdiam diri di masjid beberapa waktu untuk lebih konsentrasi melakukan amal ibadah. Dalam hadits disebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى
عَلَيْهِ تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beriktikaf di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beriktikaf setelah beliau wafat.” (HR Bukhari nomor 2026 dan Muslim: 1172)

Hikmah beliau seperti itu disebutkan dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

إِنِّى اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِى إِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ

“Aku pernah melakukan iktikaf pada 10 hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam Lailatul Qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beriktikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa Lailatul Qadar itu di 10 hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beriktikaf di antara kalian, maka beriktikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beriktikaf bersama beliau. (HR Bukhari nomor 2018 dan Muslim: 1167)

3. Meraih malam Lailatul Qadar

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut keutamaan malam Lailatul Qadar:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1.000 bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al Qadr: 3–5)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa melaksanakan sholat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari nomor 1901)

Bisa juga kita mengamalkan doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jikalau bertemu dengan malam Lailatul Qadar yaitu: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI (Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf —menghapus kesalahan, karenanya maafkanlah aku —hapuslah dosa-dosaku).

Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan doa ini kepada ‘Aisyah, istri tercinta beliau.

4. Memperbanyak Sedekah

Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan salih pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Bisa juga sebagai penyempurna puasa dan ibadah-ibadah lainnya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS As-Sajdah: 16)

Bersedekah pada 10 hari terakhir Ramadhan tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat fitrah dan zakal maal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi dhuafa.

Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan duafa, atau lain sebagainya.

5. Tilawah Alquran

Meningkatkan membaca ayat-ayat suci Alquran menjadi salah satu amalan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Tidak sedikit umat Islam yang larut dalam tilawah Alquran sepanjang malam, baik di masjid maupun rumah. Tilawah Alquran adalah ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa besar.

Satu huruf Alquran yang dibaca akan diganjar pahala sangat besar. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wassallam:

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا , لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ”

رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf, dan Miim itu satu huruf.” (HR Tirmidzi nomor 2910. Syekh Salim bin ‘Ied Al Hilaly mengatakan sanad hadits ini sahih)

Tradisi khatam Alquran pada akhir Ramadhan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pribadi Muslim, khususnya mereka yang setiap hari bergulat dengan aktivitas pekerjaan, sehingga khataman Alquran sebanyak satu kali menjadi target realistis.

Apa pun bentuk motivasinya, tilawah Alquran harus lebih digiatkan pada 10 hari terakhir Ramadhan. Wallahu a’lam bisshawab seperti yang dikutip dari okezone.com. (fsn/rel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *