Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikalisme diartikan sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dengan cara kekerasan, sikap ekstrim dalam politik.
Secara umum radikalisme adalah pandangan, paham, dan juga gerakan yang menolak secara menyeluruh terhadap tatanan, tertib sosial, dan paham politik yang ada dengan cara perubahan atau perombakan secara besar-besaran dengan jalan kekerasan.
Radikalisme sebenarnya menjadi gejala umum yang bisa terjadi dalam masyarakat dengan motif yang beragam, baik itu sosial, politik, budaya, atau bahkan agama. Radikalisme ditandai dengan tindakan-tindakan keras, ekstrim, dan anarkis sebagai wujud penolakannya.
Daftar Isi
Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli
Berikut ini pengertian radikalisme menurut beberapa ahli:
1. Menurut Partanto dan Al Barry
Radikalisme adalah paham politik kenegaraan yang menghendaki perubahan dan perombakan besar sebagai jalan untuk mencapai taraf kemajuan.
2. Menurut Dawinsha
Radikalisme adalah sikap dari jiwa yang membawa kepada tindakan yang bertujuan melemahkan dan mengubah tatanan kemapanan dan menggantinya dengan gagasan baru.
3. Menurut Dr. dr. KH. Tarmidzi Taher
Radikalisme adalah tajdid (pembaharuan) dan islah (perbaikan), suatu spirit perubahan menuju kebaikan. Hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara para pemikir radikal sebagai seorang pendukung reformasi jangka panjang.
4. Menurut Kartodirdjo
Radikalisme adalah gerakan sosial yang menolak secara menyeluruh tertib sosial yang sedang berlangsung dan ditandai oleh kejengkelan moral yang kuat untuk menentang dan bermusuhan dengan kaum yang memiliki hak-hak istimewa dan yang berkuasa.
5. Menurut Rubaidi
Radikalisme merupakan gerakan-gerakan keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada dengan jalan menggunakan kekerasan.
6. Menurut Hasani dan Naipospos
Radikalisme adalah pandangan yang ingin melakukan perubahan yang mendasar sesuai dengan interpretasinya terhadap realitas sosial atau ideologi yang dianutnya.
Sejarah Singkat Radikalisme
Sebenarnya radikalisme sudah ada sejak zaman dahulu karena sudah ada di dalam diri manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan tentang paham tersebut pada tahun 1797.
Dimana pada saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang mendukung revolusi parlemen di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme.
Saat ini radikalisme seringkali dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya Islam. Hal ini dapat kita lihat dari adanya kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang melakukan teror terhadap beberapa negara di dunia dengan membawa menyebutkan simbol-simbol agama Islam dalam setiap aksi teror mereka.
Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat Islam terhadap ISIS pada akhirnya membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran dari ajaran Islam.
Padahal hal ini tidak benar adanya karena kebanyakan umat Islam justru mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS. Dan sebenarnya radikalisme sendiri tidak dapat dihubungkan dengan agama manapun, karena tidak ada agama yang mengajarkan tentang kekerasan. Radikalisme adalah sekelompok orang, bukan mengenai agama, suku, ataupun ras.
Ciri – Ciri Radikalisme
Berikut ini merupakan ciri-ciri radikalisme:
- Adanya tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan keras.
- Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang diinginkan terjadi.
- Memiliki keyakinan yang kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.
- Menggunakan cara kekerasan dalam mewujudkan keinginannya.
- Beranggapan bahwa semua pihak yang berbeda pandangan dengannya adalah bersalah.
Faktor Penyebab Radikalisme
Berikut ini beberapa faktor yang menjadi penyebab adanya radikalisme:
1. Faktor Pemikiran
Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya harus dikembalikan pada apa yang ia pahami dan yakini walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan.
2. Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia lainnya.
3. Faktor Psikologis
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
4. Faktor Pendidikan
Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.
5. Faktor Politik
Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan.
Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.
6. Faktor Sosial
Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka.
Demikian artikel mengenai pengertian radikalisme, sejarah, ciri – ciri dan faktor penyebab radikalisme. Semoga bermanfaat.